Canda dan tawa keluar dari bibir Dita Soedarjo saat aku berkesempatan untuk melakukan interview dengannya. Sebagian orang mungkin mengenalnya sebagai anak seorang pengusaha, namun Dita merasa bahwa apa yang dia punya selama ini adalah berkah dari Tuhan. Melalui tangannya, Dita bersama teman-teman selebritas membangun sebuah gerakan sosial. Let's Share merupakan gerakan yang dibangun oleh Dita dan Tatjana Saphira, Christabella dan Karenina Sunny untuk mengangkat isu pendidikan dan kesehatan nasional, terutama untuk membantu anak-anak yang memiliki masalah kesehatan dan kurang mampu bersekolah dan mendapat pendidikan yang layak. Tujuan utama dari gerakan ini pun sungguh mulia, yaitu untuk mencerdaskan generasi muda penerus bangsa.
Di samping kesibukannya tersebut, Dita juga merupakan orang yang sangat suka belajar hal baru. Kini, dia sedang gemar menggeluti bidang kuliner. Baginya, dirinya lebih cocok dengan pekerjaan yang melibatkan makanan. Perempuan yang juga bekerja sebagai Marketing Manager di Haagen Dazs Indonesia ini juga berencana untuk membuka restoran baru.
Lalu bagaimana ya pandangan Dita seputar karier dan perempuan? Check this out, Bela!
"Hal yang pertama aku lakukan adalah menangis, apalagi ketika aku merasa sedih. Perempuan biasanya lebih emosional dan sensitif ketika putus asa ketimbang laki-laki, jadi aku bisa bebas menumpahkan perasaan dengan menangis. Kemudian aku berdoa kepada Tuhan dan membaca Alkitab karena bagiku faith is so important. Aku juga curhat ke seseorang yang bisa aku percaya ketika merasa sedih."
"Menurutku, sukses itu ketika seseorang merasa bahagia dan bisa bersyukur atas apa yang dia punya dalam hidupnya. Karena jika kita menggunakan pengertian sukses seperti yang banyak orang bayangkan, di atas langit masih ada langit. Di samping bersyukur, menjadi pribadi yang berguna bagi orang lain adalah tanda kesuksesan seseorang."
"Aku masih berusia 24 tahun dan aku baru memulai karierku. Masih banyak hal yang perlu aku pelajari. Namun dari pengalaman yang selama ini aku peroleh adalah don’t take it personally. Kita selalu bergelut dengan pekerjaan yang banyak dan mengejar deadline yang ketat, tapi jangan pernah bawa hal tersebut ke kehidupan pribadi. Intinya, don’t take everything personally."
"Sebagai perempuan, kita harus punya rasa percaya diri. Jangan membandingkan diri kamu dengan orang lain. Jadilah perempuan yang bangga dengan apa yang kamu punya."
"Setiap orang pasti punya salah, dan kesalahan yang pernah aku lakukan adalah membandingkan diriku dengan orang lain. Padahal, tiap orang punya jalan hidup dan karier masing-masing dan semua itu membutuhkan proses yang nggak sebentar. Kalau dibanding-bandingkan, dampaknya bisa patah semangat juga. Tapi ya itu tadi, kesuksesan kan nggak diperoleh dengan waktu yang singkat juga."
"Kalau orang zaman sekarang setiap habis bangun tidur biasanya mengecek HP ya, jadi biasanya aku mengecek HP dulu. Aku juga suka baca-baca buku divotion yang selalu ada di dekat tempat tidurku. Setelah itu, aku makan pagi. Biasanya aku suka makan yang manis-manis seperti sereal atau roti sama Nutella."
"Optimistic, foody, curious."
"Menjadi perempuan berarti bisa melakukan semuanya, apapun yang kita mau. Perempuan bisa menangis saat sedih, bisa beli dan pakai baju pink, bisa girly sleepover juga. Di sisi lain, perempuan juga bisa strong dan independent. Orang nggak merasa aneh kalau gaya kita tomboy, pakai jeans dan sneakers. Jadi, aku senang karena perempuan bisa menjadi apapun yang kita inginkan."
"Nggak bisa dipungkiri lagi kalau kita akan kehilangan orang dan teman-teman dekat seiring kita tumbuh. People come and go. Things change, dan aku nggak bisa mengontrol itu semua. Satu-satunya cara untuk menghadapi tantangan ini adalah berusaha menerima mereka apa adanya. Mungkin mereka ada yang berbeda dengan kita, misal dalam pekerjaan ketika kita kadang beda pendapat. Tapi itu semua wajar dan itulah yang namanya bekerja."
BACA JUGA: Shinta: "Dalam Berbisnis, Kegagalan Bukan Akhir. And You Have to be Humble" #BanggaJadiPerempuan
