Waerebo, Dari Desa di Atas Awan Sampai Kerajaan Kopi

Yuk ke Wae Rebo, Bela

Waerebo, Dari Desa di Atas Awan Sampai Kerajaan Kopi

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Bela, pernah mendengar Desa Wae Rebo di Flores, Nusa Tenggara Timur? Desa dengan sebutan "Desa di Atas Awan" ini tentu telah menarik perhatian publik belakangan ini. Untuk mencapai desa tersebut, kamu harus melalui perjalanan dengan mendaki. Selain memicu adrenalin untuk sampai ke lokasi tujuan, Desa Wae Rebo juga menyuguhi pemandangan alam yang luar biasa cantiknya. Kamu nggak akan menyesal meskipun harus melalui perjuangan yang cukup menantang. 

Kali ini Popbela mau kasih tahu kamu fakta menarik dari Desa Wae Rebo dari istilah "Desa di Atas Awan" sampai "Kerajaan Kopi". Yuk simak ulasannya.

1. Leluhur Wae Rebo Berasal Dari Tanah Minang

wae-rebo-1-cc78850f83deeb12fe4c532948e8fafb.jpganekatempatwisata.com

Mungkin Bela akan terkejut saat tahu kalau leluhur dari desa Wae Rebo adalah pria asal tanah Minang bukan berasal dari Flores maupun NTT. Pria tersebut bersama Maro dan memutuskan untuk hijrah dari Sumatera Barat menuju Pulau NTT. Dikutip dari laman backpackstory.me penyebab hijrahnya Maro dari tanah Minang karena ia merasa mendapatkan ancaman dari warga sekitar seusai melakukan taruhan adu kerbau bersama temannya. Karena kemenangannya, ia juga mendapatkan ancaman dari pesaingnya. Hal ini membuat Maro tidak nyaman dan memutuskan untuk pergi merantau dari tanah Minang. 

2. Dari Sumatera Menuju Sulewesi Berakhir di Flores

waerebo-3-8dc43dd22123d68fab67384b3507da49.jpgflorestourism.com

Sebelum Maro tiba di Flores, perjalanannya kala itu berhenti sementara di Pulau Sulawesi. Pertama kalinya, Maro singgah di Gowa, Sulawesi Selatan. Kemudian Maro bergerak menuju ke arah selatan dan tibalah di Flores.  Menurut catatan perjalanan backpackstory.me Maro saat itu berpindah-pindah tempat mulai dari Bajo, Wara Loka, Wae Nangapaang. Ia pun juga berpindah-pindah dari kampung satu ke kampung lainnya mulai dar Kampung Todo, lalu ke Kampung Poppo, kemudian ke Kampung Modo, berlanjut ke Kampung Ndara, sampai ketika Maro menetap di Golo Damu. 

3. Golo Damu Hingga Wae Rebo

waerebo-1-e9a2b3393bf79a515f4a94c50c429ea9.jpgflorestourism.com

Di Golo Damu, Maro memutuskan untuk membangun keluarga bersama istrinya yang berasal dari Lembor. Maro bersama istrinya juga bekerja dengan bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Laman website backpackstory.me mengisahkan bahwa Maro dan istri tidak bertahan lama untuk tinggal di Golo Damu. Kala itu Maro mendapatkan firasat atas kutukan yang akan menimpanya bersama istri jika terus berlama-lama di Golo Damu. Ia pun memutuskan untuk berpindah dari Golo Damu menuju Golo Pandu. 

4. Wae Rebo di Atas Awan

paket-wisata-wae-rebo-63b34c4beea593a05a866b2d379d856c.jpgdakatour.com

Kisah tentang keberadaan desa Wae Rebo di atas awan terjadi saat Maro mendapatkan petunjuk dari mimpinya untuk menuju sebuah desa di dekat Golo Pandu. Dari Golo Pandu, Maro dan istri berjalan menuju Wae Rebo. Sebuah tanah lembah yang subur dan makmur. Ia dan istrinya menetap dan tinggal sampai mendapatkan keturunan. Pada 2016, backpackstory,me dalam catatan perjalannya menuliskan keturunan Maro sudah sampai di generasi ke 19. Kini Wae Rebo adalah bukti cerita perjalanan seorang pemuda tanah Minang yang melakukan hijrah dari tanah Sumatera Barat menuju Pulau Flores. 

5. Kerajaan Kopi di Wae Rebo

portrait-seorang-anak-wae-rebo-sedang-menggendong-adiknya-352e08f7f227f293c559b50aec7fe3b6.jpgIndonesiaKaya.com

Di perbukitan Manggarai, sebuah kopi Manggarai tumbuh subur di tanah yang makmur. Kopi inilah yang menjadi ciri khas kopi Wae Rebo. Dari sana, masyarakat Wae Rebo biasa menghabiskan secangkir kopi sekitar 10 gelas setiap harinya seperti yang dikutip di laman minumkopi.com. Kampung yang berada di 1100 mdpl ini turut melakukan budidaya berbagai macam kopi. Bukan hanya kopi Manggarai, ada pula kopi Arabika dan Robusta. Masyarakat setempat memperlakukan kopi dengan sangat baik. 

Petani kopi hanya melakukan panen biji kopi yang benar-benar berwarna merah saja. Penyeleksian dalam pemetikan biji kopi ini membuat rasa sebuah kopi tidak kehilangan aroma khas kopi tersebut. Petik merah adalah penyebab utama mengapa kualitas kopi menjadi lebih baik daripada di raut. 

Bagaimana Bela, tertarik ingin segera ke Wae Rebo? Itu adalah fakta dari desa Wae Rebo sebagai desa di atas awan sampai kerajaan kopi. Masih ada banyak fakta tentang Desa Wae Rebo yang boleh banget kamu sharing di laman komentar Popbela. Jika Bela ingin ke Wae Rebo jangan lupa persiapkan semua perbekalanmu ya. Selamat bertualang!

 

BACA JUGA: Dari Papua Hingga Swiss, Ini Lokasi Wisata Eksotis ala Dimas Anggara

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here